Selasa, 23 September 2014

ISSUE#1

Assalamualaikum Padmanaba! :D

Bagaimana kabarnya? Sudah Sholat hari ini? Hehehe.
Semoga selalu baik dan selalu berada dalam Lindungan Allah.

Oke, Pada BAB awal ini kita akan membahas tentang awal perjuangan kita. Tahu apa yang akan kita bahas di bab ini?
Ya, Kita akan membahas tentang Musholla kita tercinta yang inshaallah akan segera menjadi Masjid, namanya Musholla An Nur...



Sebagai anak Padmanaba, pasti pernah, dong denger atau minimal pernah Sholat di Musholla tercinta tersebut...
Tapi, pernahkan ada yang bertanya, kenapa namanya An Nur? Bukan Al Baqarah atau An Nas? Atau kapan sebenarnya Mushola itu dibangun? Dan siapa yang membangun? Penasaran? Mari kita Bahas satu per satu...

Kenapa An Nuur?
Jadi, #FYI anak Padmanaba, sejak zaman dahulu sudah terkenal Cerdas, Religius dan Visioner. Karena itulah, hanya anak yang Visioner, Cerdas dan Religius yang mampu memahaminya. Oke, berikut ini alasan yang kami kumpulkan, Let’s Check it out.


1. An Nur Merupakan Nama Surah dalam Al-Quran


Bagi yang belum Mengetahui, An Nur dalam bahasa Indonesia artinya adalah cahaya.
An-Nur, bagi yang sering membaca Al-Quran pasti juga mengetahui bahwa An-Nur juga merupakan nama surah dari Al-Quran. Tepatnya surat yang ke-24, berisi 64 Ayat.

Bagi yang belum membaca Surah An-Nur, Kami Harap Segera  memBaca dan meResapi serta coba di renungkan arti dan kandungan dari Surat An-Nur Tersebut. Pasti kita semua akan kaget ketika kita menyadari beberapa hal yang tertulis di dalamnya dapat terlihat dengan jelas di sekitar kita....


2. Teratai Nggak akan tumbuh tanpa Cahaya


           
See? Ya, begitulah, bahkan bangsa ini nggak akan ada tanpa ada cahaya Illahi tersebut. Bahkan hal ini disampaikan dalam Pembukaan UUD 45 yang tentunya sudah sering kita dengar tiap upacara.
Ya, inilah yang ingin pendahulu kita sampaikan secara tersirat kepada generasi selanjutnya. bahwa sebuah kebaikan, niat luhur, dan perbuatan harus mengarah kepada Cahaya Illahi tersebut agar kita mendapatkan bunga atau hasil dari kebaikan tersebut. Seperti sebuah tumbuhan yang melakukan Fototropisme, begitulah kita Padmanaba seharusnya. Selalu menuju ke arah cahaya, bukan ke kantin #eh.
Karena tanpa cahaya tersebut, bangsa ini (dan kita) hanya seperti tanaman yang mengalami Etiolasi, walaupun terlihat tinggi (Kaya, Ganteng, Cantik) namun lemah dan cepat atau lambat akan mengalami kematian atau kehancuran karena ulahnya sendiri.

3. Cahaya adalah sumber Energi



Kalau nggak percaya, coba cek di Lapangan Tengah. Disana ada alat penghasil listrik dari tenaga surya bantuan dari PLN dan Pertamina buat nge-charge HP. Iya kan?
Ya, karena itu diharapkan Musholla kita itu dijadikan tempat buat nge-charge energi kita lagi. Seperti para sahabat yang tambah semangat setelah Sholat. Seperti itulah yang diharapkan pendahulu kita, kita tambah semangat untuk beraktivitas, berdakwah, dan beribadah setelah kita mengunjungi Musholla. Entah itu karena mentoring, kumpul bareng temen-temen, musholla lah tempat kita men-charge energi dan Iman kita tersebut!

4. Cahaya itu bisa sebagai Gelombang dan Partikel


Seperti Pembangunan Masjid pada zaman Rasulullah, Masjid nggak cuma sebagai tempat Sholat, tetapi juga sebagai tempat menuntut ilmu, istirahat, dan bahkan juga mengatur strategi perang!


Seperti pendekatan cahaya itu sebagai gelombang ataukah sebagai partikel. Hal itu bergantung pada kondisi yang kita ketahui, yang paling utama adalah hal itu tidak mengubah bahwa cahaya itu tetaplah cahaya. Seperti Itulah yang diharapkan pendahulu kita, Musholla nggak cuma sebagai tempat buat Sholat, tapi juga tempat yang bisa digunakan untuk menuntut ilmu, syuro’, dan juga istirahat. Yang terpenting, semua itu adalah sarana kita untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah, seperti yang selama ini sering kita lihat. Asal jangan buat berduaan aja, sih #eh.


Jadi, sudah paham, kan, dengan beberapa Alasan Kenapa Nama Musholla kita adalah An-Nuur? Yuk, mari menjadi pribadi yang peka dan pandai-pandai mengambil hikmah, karena ternyata banyak pelajaran berharga yang kita lewatkan di sekitar kita.


Hikmah adalah harta orang mukmin yang hilang.
Di mana saja menemukannya, dia lebih berhak untuk mengambilnya.
(Riwayat Tirmidzi, Ibnu Majah)



Sekian artikel kami kali ini. A
rtikel tadi adalah beberapa alasan dan hikmah yang telah kami peroleh dan renungi. Mohon maaf bila terdapat banyak kesalahan.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakkatuh.


P.S.: ini Masih ISSUE#1 lho. Masih penasaran dengan kelanjutannya? Tunggu Al-Kitāb al-mukhtaṣar fī ḥisāb al-jabr wa-l-muqābala karya Al-Khawarizmi selanjutnya...

FN70

Tidak ada komentar:

Posting Komentar